Mencari Waktu di Tengah Kesibukan | Inspiration Story Inspiration Story: Mencari Waktu di Tengah Kesibukan

Mencari Waktu di Tengah Kesibukan

Mas Annd - AndrieDiary

Wednesday, April 11, 2012

Pin It
Kapan anda punya waktu?
Sesibuk apa pun Anda, dengan manajemen waktu yang baik, Anda tetap bisa memiliki waktu yang berkualitas bersama keluarga.
Setelah stres dan jenuh dengan pekerjaan kantor dan tugas sekolah yang padat, bukankah akan sangat menyenangkan jika sebuah keluarga bisa bersantai dan bersenang-senang bersama-sama? Meluangkan waktu seperti ini berkualitas menyatukan dan menjalin kedekatan setiap anggota keluarga, lho.

Tidak adanya waktu bersama di antara keluarga seringkali menimbulkan konflik di dalam keluarga itu sendiri. Terutama jika kedua orangtua bekerja. Belum lagi dengan kegiatan anak di sekolah yang juga sangat panjang. Di Indonesia saja, anak sekolah bisa menghabiskan waktu belajar di kelas sekitar 7-8 jam. Itu belum termasuk waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan tugas sekolah lainnya di rumah.

Jam kerja yang panjang ini bertentangan dengan keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Imbasnya? Tentu saja pertumbuhan keluarga. Ayah tidak lagi berperan aktif dalam kehidupan anak-anak mereka. Tumbuh kembang anak juga lepas dari pengaruh maupun pengawasan orangtuanya.

Itulah alasan mengapa waktu merupakan komoditas utama untuk membangun keluarga yang sehat dan bahagia. Dengan pengaturan jadwal keluarga yang baik, Anda akan mendapatkan keseimbangan hidup antara bekerja dan membahagiakan anak dan pasangan Anda. Tenang, meski Anda berdua termasuk orangtua yang bekerja, kondisi ideal juga bisa diraih, kok.

Kriteria Seimbang 
Zaman sekarang, banyak pasangan yang dibesarkan dalam keluarga yang sibuk dan terjebak oleh janji mereka sendiri. Maksudnya, keadaan lampau di mana orangtuanya tidak memiliki waktu cukup untuk mereka, membuat mereka bertekad tidak melakukan hal yang sama kepada keluarganya kelak. Namun pada kenyataannya, mereka juga terjebak pada obsesi pekerjaan mereka dalam mengembangkan karier dan mengumpulkan materi.

Sebenarnya tak ada yang sepenuhnya salah. Di tengah melonjaknya biaya kebutuhan hidup, para orangtua bisa jadi kesulitan meninggalkan pekerjaannya. Yang perlu ditekankan adalah orangtua jangan sampai lupa kalau mereka memiliki anak yang membutuhkan perhatian. Lantas bagaimana caranya agar pertumbuhan pribadi keluarga yang sehat juga bisa tetap tercapai di tengah kesibukan pekerjaaan? Nah, coba cek tiga kriteria keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan yang baik berikut ini.

Pertama, Anda memiliki waktu yang cukup untuk pekerjaan dan keluarga tanpa mengeluarkan upaya yang besar dan Anda merasa nyaman saat melakukannya. Kedua, memiliki waktu tambahan di luar jam kerja untuk mengatasi masalah darurat dalam rumah tangga. Misalnya, mengasuh anak yang sakit, membawa mobil rusak ke bengkel, mengantar anak ke sekolah ketika mobil jemputannya tak datang, dan lain sebagainya. Ketiga, memiliki harapan dan mampu menggambarkan keluarga Anda di masa depan mengenai keluarga.

Apakah Anda berdua sudah memilikinya? Jika belum, berikut tips sederhana untuk mencari celah waktu keluarga:
1. Buat Jadwal

Luangkan sedikit waktu Anda untuk membuat jadwal. Tanyakan kepada setiap anggota keluarga hari dan waktu yang memungkinkan mereka untuk meliburkan diri dari aktivitas rutinnya.
 
2. Prioritas
Tak sedikit orang yang membawa pekerjaannya di kantor ke rumah. Jika Anda sudah berkeluarga, sebaiknya hindari kebiasaan ini. Usahakan menggunakan waktu yang Anda miliki di rumah untuk mengurus rumah tangga dan mendekatkan diri dengan anak-anak. Misalnya, membantu anak mengerjakan tugas sekolah, menonton televisi dan makan malam bersama, atau yang lainnya. Menghabiskan waktu bersama keluarga merupakan hal yang tak akan tergantikan.
Ketika ada waktu libur, biasanya ada beberapa anggota keluarga yang sudah menyusun jadwal pribadi. Misalnya, Si Ayah ingin main golf dengan kawannya, Si Ibu menghabiskan waktu di salon, atau anak-anak yang lebih memilih menonton di bioskop bersama temannya.
Sebagai orangtua, tentunya Anda ingin agar hubungan kekeluargaan terjalin erat, kan? Oleh karena itu, ajak anggota keluarga yang lain untuk memprioritaskan keluarga. Ajak juga pasangan dan anak Anda untuk mencari kegiatan yang bisa kalian lakukan bersama-sama. Tegaskan kepada mereka kalau waktu keluarga ini berlaku untuk jangka panjang, karenanya komitmen untuk memprioritaskan waktu keluarga sangatlah penting.

3. Berbagi Tugas
Agar tidak ada hambatan berarti di hari H, ajarkan dan ajak setiap anggota keluarga untuk melakukan bagiannya. Misalnya, ayah sudah memeriksa kendaraan yang akan dipakai sehari sebelumnya, ibu sudah memesan restoran untuk makan malam sehingga di hari H tidak kelimpungan mencari tempat makan. Mintalah anak-anak supaya mereka sudah mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Tujuannya, agar sepulang bersantai dan menyegarkan diri dengan keluarga, anak-anak tidak lagi memikirkan tugas sekolah.
Jika tiap orang bertanggungjawab menyelesaikan bagiannya, dijamin waktu Anda bersama keluarga akan lebih berkualitas.

4. Buat Rencana ke Depan
Di sela-sela obrolan santai bersama keluarga, tanyakan kepada mereka, kapan hal serupa ini bisa mereka lakukan lagi. Biasanya seseorang bisa lebih terbuka dan tidak merasa terbebani jika obrolan dilakukan dalam waktu yang kondusif dan santai, lho.
Ketika semua anggota sudah siap memberikan waktunya, cobalah untuk memberikan respons bahwa sesampainya di rumah, Anda akan membuat agenda khusus untuk jadwal keluarga ini. Sekali lagi, komitmen seluruh anggota keluarga sangat diperlukan. Sebab layaknya sebuah proyek di kantor, mengatur jadwal keluarga juga perlu keseriusan.
Hal pertama yang bisa Anda lakukan, belilah sebuah kalender besar di mana setiap anggota keluarga bisa menuliskan jadwal harian mereka. Untuk menambah semangat mereka, sertakan informasi di samping kalender mengenai tempat-tempat menarik. Entah itu foto, situs, artikel, dan lain-lain yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Anggaplah tempat-tempat tadi sebagai reward  bagi seluruh anggota keluarga jika berhasil melakukan jadwal keluarga dengan sukses.

5. Minta Dukungan Anak
Tantangan terbesar para orangtua yang bekerja adalah bagaimana menyeimbangkan tuntutan karier dan keluarga. Khususnya para ibu bekerja. Ketika berada di rumah, seorang ibu dituntut supaya cemerlang sebagai ayah-ibu, suami-istri, dan sahabat yang baik bagi pasangan dan anak.

Sayangnya, hal pertama yang kerap terlupakan adalah meminta restu kepada anak agar orangtua bisa bekerja. Jika apa yang Anda hasilkan dari bekerja hanya cukup menyenangkan mereka secara materi, bukan batin, sadarilah kalau pengorbanan Anda bekerja akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, dukungan dari keluarga, khususnya anak, mutlak harus ada.


Saatnya Memilih
Masih ingat dengan kriteria keseimbangan keluarga dan pekerjaan yang dicetuskan sebelumnya? Jika tiga hal tersebut masih sulit untuk Anda lakukan, padahal Anda sudah mengusahakannya sedemikian rupa, mungkin mengganti pekerjaan bisa menjadi alternatif bagi Anda. Misalnya, bekerja paruh waktu atau bekerja full time dalam 3-4 hari dan sisanya di rumah, pekerjaan musiman, dan lain-lain.
 
Namun sebelum Anda memutuskan mengganti pekerjaan Anda, ada baiknya Anda memikirkan hal itu terlebih dahulu:
- Dampak apa yang ingin Anda berikan kepada anak dalam kehidupan Anda?
- Berapa banyak waktu yang Anda ingin habiskan bersama anak?
- Bayangkan, apakah mungkin suatu saat nanti Anda akan kembali bekerja full time?
- Apa sistem pendukung yang tersedia untuk membantu rencana Anda, misalnya apakah gaji suami akan cukup untuk menutupi semua kebutuhan keluarga?
- Sudah siapkah Anda dengan pekerjaan baru yang mungkin akan Anda ambil?

Sarapan Bersama
Tahukah Anda, cara paling sederhana meluangkan waktu bersama keluarga adalah sarapan. “Sarapan bersama anak merupakan cara terbaik orangtua untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya,” ujar Shnieka Johnson, Konsultan Pendidikan Independen dari New York, Amerika Serikat. Hal ini masuk akal, mengingat sepanjang hari, dari siang hingga malam, setiap anggota keluarga pasti akan sangat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
Jadi, sebelum masuk dalam aktivitas padat tersebut, baiknya semua anggota keluarga bercengkerama di meja makan. Orangtua dan anak bisa saling menanyakan pekerjaan dan kegiatan sekolah, sekaligus menanyakan kesulitan-kesulitan yang mungkin sedang dihadapi. Jika waktu sarapan dirasakan tidak cukup untuk mendekatkan tiap anggota keluarga, ada baiknya jadwal keluarga perlu ditetapkan.
(And)
Penulis : Annd | Teks Editor : Annd | Foto : Photobucket | Akses AndrieDiary di: www.kompasiana.com/AndrieDiary
Pin It

AndrieDiary menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. AndrieDiary berhak untuk menghapus dan tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA

0 comments :

Post a Comment

 
AndrieDiary | Home | About | Contact Us | Advertise
Copyright © 2011. Inspiration Story - All Rights Reserved