Kita semua tahu bahwa sifat manusia terdiri dari nature dan mature, sifat yang memang dari bawaan lahir dan sifat karena pengaruh lingkungan sekitar. hal tersebut yang akan membuat ekspektasi kita terhadap suatu masalah atau keadaan akan berbeda antara yang satu dengan yang lain. Mungkin, seiring dengan pendidikan dan perubahan lingkungan pergaulan, sifat dan sikap seseorang bisa berubah.
Seringkali saya mendengar pernyataan ini terutama ketika menyaksikan kerabat atau kawan sudah mulai putus asa menghadapi seseorang yang dianggap selalu mengulang kesalahan atau kegagalan dengan sikap yang sama sebagai penyebabnya.
Benarkah demikian? Saya
sendiri tidak pernah percaya bahwa di dunia ini ada yang abadi atau
tetap kecuali beberapa bentuk enerji dan karakter buat saya tidak
termasuk enerji itu.
Sempat
mengintip melalui jendela google, definisi karakter itu adalah
(mula-mula) coretan, atau goresan. Selanjutnya berarti stempel atau
gambaran yang ditinggalkan oleh stempel itu. Kata karakter sendiri
berasal dari berasal dari kata Yunani yaitu charassein.
Maksud
dari gambaran yang ditinggalkan oleh stempel adalah tingkah laku yang
ditunjukan seseorang adalah pencerminan dari keseluruhan pribadinya.
Kembali ke pertanyaan awal, benarkan tingkah laku yang ditunjukan seseorang tidak dapat diubah? Mari kita melihat elemen apa saja yang membentuk tingkah laku seseorang.
1. Konstitusi jasmani : keadaan jasmani beserta sifat-sifat yang mengikutinya
2. Temperamen : sifat laku jiwa, dalam hubungannya dengan sifat-sifat kejasmanian
3. Sifat : peri keadaan yang menurut kodratnya ada pada sesuatu
4. Watak : pribadi jiwa yang menyatakan dirinya dalam segala tindakan dan pernyataan dalam hubungannya dengan bakat
5. Kepribadian
: himpunan dan ciri-ciri jasmani dan rohani atau kejiwaan yang relatif
tetap yang membedakan seseorang dengan orang lain pada sisi dan kondisi
yang berbeda-beda
6. Sikap : kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan serta diposisi untuk bertindak dengan cara tertentu
Bingung ya? Saya juga bingung tapi saya akan mencoba untuk mengartikannya perlahan. Kira-kira dari enam elemen karakter di atas, adakah yang bisa diubah? Tentu saja ada.
Elemen manakah yang mudah diubah? Kepribadian.
Mengapa?
karena setiap manusia mengenal manipulasi bahkan sudah mengenalnya
sejak usia dini. Pengalaman saya pada anak saya sendiri, dia sudah bisa
memanipulasi di usia yang masih sangat muda yaitu 4 bulan. Manipulasi
dapat dilakukan untuk mengubah opini orang terhadap kepribadian kita.
Memanipulasi
untuk menunjukan perubahan bisa bekerja dengan baik namun juga tidak,
misalnya seseorang yang terbiasa malas lalu di depan orang ingin
terlihat rajin, dia bisa memanipulasi namun tidak bisa bertahan lama
karena aslinya memang pemalas.
Di
sini usaha untuk mengubah opini orang dengan memanipulasi harus diganti
dengan cara menguatkan pikiran dan tekad untuk tidak hanya menahan
kemalasan namun harus membuangnya sehingga perubahan yang dilakukan
bukan buat orang (opini orang) namun untuk diri sendiri.
Jika
diperhatikan sebenarnya elemen-elemen pembentuk karakter kita adalah
kecenderungan pilihan kita namun harus diingat, adakalanya kita tidak
ingin atau tidak bisa menggunakan kecenderungan tersebut karena situasi
dan kondisi tidak memungkinkan. Artinya kita harus bisa luwes menghadapi
situasi dan kondisi apa pun untuk kebaikan kita sendiri.
Saya sendiri sudah beberapa kali melakukan percobaan untuk mengubah beberapa elemen negatif dalam karakter saya.
Bukan
kapasitas saya untuk menilai apakah berhasil atau tidak namun saya tahu
jika pikiran dan tekad saya tidak kuat di masa lalu untuk berubah, saya
tidak akan pernah berani memutuskan untuk memiliki seorang anak
perempuan yang membutuhkan perhatian dan tanggung jawab luar biasa.
Buat
saya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, semua bisa diubah
karena Tuhan telah menjamin hal itu sendiri, kembali ke diri kita
masing-masing apakah kita mau merubah karakter diri kita demi hubungan
sosial yang lebih baik. (And)




0 comments :
Post a Comment