Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Tidak Bisa Memesan Aku dan Aku Pun Tidak | Inspiration Story Inspiration Story: Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Tidak Bisa Memesan Aku dan Aku Pun Tidak

Ketika Aku Mencintaimu, Kamu Tidak Bisa Memesan Aku dan Aku Pun Tidak

Mas Annd - AndrieDiary

Thursday, March 21, 2013

Pin It
Terkadang hanya saat kita duduk sendirian kita dapat merasakan apa yang sebenarnya kita rasakan. Menatap kedepan dimana disana ada banyak pepohonan serta udara segar yang bisa membuat imajinasi semakin membumbung tinggi, tentang seseorang yang mungkin sudah membawamu ke sebuah 'tempat' yang paling nyaman dalam dekapannya.

Ketika Menjalani sebuah hubungan, pernahkah terlintas sebuah pertanyaan, 'apa yang ingin kamu dapatkan dengan mencintainya?' mencintai seseorang dengan melihat fisik itu serapuh benang. Kemolekan rupa dapat memudar, sebuah karakter pun dapat berubah. Ketakutan akan kehilangan semakin mendera ketika banyak perubahan terjadi. Meskipun demikian, tetap kita menginginkan cinta. Rasa ingin untuk mencintai itu tetap ada, seperti suatu kesakitan yang tidak mau hilang.

Mencintai itu terkadang rumit jika cara berpikir kita rumit, tapi juga mudah kalau kita mau menerima apa yang sudah ada. Sebuah hubungan serius (baca:pernikahan) itu bukan tentang 'kamu dan aku’. Sebuah hubungan yang serius adalah tentang ‘kita’. Kamu ya kamu, aku ya aku. Kita memang berbeda. Tapi, kamu dan aku bersatu dalam pernikahan untuk menjadi kita. Bukan menjadi yang lain. Siapa kamu dan siapa aku, masing-masing kita sudah tahu. Jika sudah tahu, mari aku dan kamu menjadi kita. Kita tahu bahwa aku dan kamu bukan manusia sempurna, dan untuk menjadi sempurna kita butuh kamu dan aku.

Kamu tidak bisa memesan karakter aku, aku juga tidak bisa memesan karakter kamu. Kamu dan aku hanyalah menerima saja karakter yang ada untuk kemudian diramu menjadi karakter kita. Untuk bisa menerima tersebut dibutuhkan kerelaan kamu dan aku, dibutuhkan kerelaan untuk melepaskan keegoisan masing-masing, agar aku dan kamu siap menjadi kita.

Kamu adalah ladang amal bagiku dan aku adalah ladang amal bagimu. Kamu dan aku bersatu untuk menciptakan suatu kesempurnaan baru atau suatu mahakarya fenomenal. Mahakarya tersebut hanya dapat dicipta jika kamu dan aku memadukan dua perbedaan yang ada, yaitu perbedaan antara aku dan kamu, menjadi perpaduan kekuatan sempurna yang disebut ‘kita’.

Bagiku, hidup tanpa harapan nampaknya sangat membosankan. Jadi, adalah sah-sah saja jika kamu dan aku memiliki harapan. Alangkah indahnya jika harapanmu dan harapanku bisa berpadu menjadi harapan kita. Kamu mungkin berharap ini dan itu kepadaku, dan aku pun sama dan berharap dapat terjadi dengan segera. Tapi, harus diingat bahwa makin banyak aku dan kamu berharap maka potensi kekecewaan akan makin besar pula. Tingginya harapan akan berbanding lurus dengan tingginya kekecewaan kita.

Mengharapkan ini dan itu adalah wajar. Tapi, lihat juga siapa aku dan siapa kamu, agar harapanmu dan harapanku dapat terwujud menjadi harapan kita. Mengenal siapa kamu, apa potensimu, dan apa masalahmu adalah penting. Begitu juga, memahami siapa aku, apa potensiku, dan apa masalahku sangatlah penting. Karena berarti aku dan kamu akan tahu siapa kita, apa potensi kita, dan apa masalah kita.

Jika kamu percaya takdir, maka aku adalah takdir hidupmu. Jika kamu tak percaya takdir, inilah saatnya kamu punya alasan untk mempercayainya. Artinya, ketika dalam suatu penggalan hidupmu memutuskan untuk memilih aku sebagai pasangan hidupmu, maka itulah takdirmu. Pilihan lain telah ditutup. Tak ada gunanya menyesali dan tak ada gunanya kecewa.

Takdir adalah pilihan dari sekian pilihan yang ada. Pilihan tersebut kita pilih berdasarkan perspektif yang kita yakini benar. Setelah dipilih maka pilihan tersebut memiliki perspektif tersendiri juga. Lihatlah, bahwa setelah kita mengambil pilihan maka kita menemukan bahwa di langkah berikutnya terdapat pilihan-pilihan yang banyak pula, sebanyak sudut yg ada di lingkaran bola.

Hidup memang pilihan. Kita ada karena pilihan ibu-bapak kita. Kita tumbuh, berkembang, menjadi dewasa, dan bahkan kini kita sudah menjadi satu jiwa adalah hasil dari keputusan suatu pilihan-pilihan di masa lalu. Baik hasil pilihan sendiri maupun pilihan orang lain. Aku dan kamu yang telah menjadi kita, hidup dalam kolam pilihan. Jangan menyesal dengan pilihan yang pernah kita buat.

Cobalah renungkan, jika misalnya dalam penggalan hidupmu saat itu memilih menikahi seseorang yang kini jadi pejabat tinggi sebuah instansi dan bukannya aku, lalu apakah hidupmu akan sukses dan seseorang tersebut tetap jadi pejabat? Belum tentu. Hidup bukan ilmu pasti. Hidup bukan matematika yang bila 1 + 1 = 2. Hidup adalah hidup itu sendiri. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. (And)
Penulis : Annd | Teks Editor : Annd | Foto : Photobucket | Akses AndrieDiary di: www.kompasiana.com/AndrieDiary
Pin It

AndrieDiary menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. AndrieDiary berhak untuk menghapus dan tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA

0 comments :

Post a Comment

 
AndrieDiary | Home | About | Contact Us | Advertise
Copyright © 2011. Inspiration Story - All Rights Reserved