Bunga, Aku Akan Menunggumu Sampai Waktunya Tiba | Inspiration Story Inspiration Story: Bunga, Aku Akan Menunggumu Sampai Waktunya Tiba

Bunga, Aku Akan Menunggumu Sampai Waktunya Tiba

Mas Annd - AndrieDiary

Saturday, August 17, 2013

Pin It
Debar jantungku semakin tak menentu. Langkah kakiku seperti tertahan, antara meneruskan niat untuk menemui sang Kembang, atau mengurungkannya. Surat bersampul merah Jambu yang aku pegang di tangan kananku pun mulai basah karena keringat dingin. Tapi apa boleh buat, aku kini sudah berada di pekarangan taman bunga milik sang kembang, tak mungkin aku balikkan badan dan kembali pulang.

Pekarangan mungil itu terlihat asri didominasi mekar bunga Gladiol. Setidaknya ada sekitar sebelas jenis bunga Gladiol yang bermekaran disana. Ada jenis Gladiol Rose Van Lima, Malang Strip, Holland Merah, Holland Putih, Cangkurileung dan satu bunga yang aku sangat mengenal jenis Gladiol itu, yah itu adalah jenis bunga Gladiol Priscilla, bunga yang sangat cantik.

Aku yakin sekali itu adalah jenis Gladiol Prisscilla. Kelopak bunganya berwarna putih cerah dengan bentuk floret bulat yang bersusun selang-seling dengan tepi sepal yang berkerut, cantik dan memukau. Aku menghampiri Gladiol Priscilla dan berusaha menyentuhnya dengan halus.

“Jangan terlalu keras menyentuhnya mas. Kelopak bunganya baru saja mekar, masih rapuh. Belum mekar dengan sempurna,” suara lembut Kembang yang datang tiba-tiba sungguh mengagetkanku.

Aku tersipu. ternyata kembang sudah memperhatikanku sejak tadi, ahh kenapa aku tidak menyadarinya. Kembang menatapku dengan senyum hangat. Jantungku semakin berdebar kencang. Surat bersampul merah jambu aku selipkan ditelapak tangan. mendadak aku jadi ragu dan malu untuk memberikan surat itu.

“Tumben mas mampir kesini? Sudah lama lho mas nggak mampir ke rumah Kembang. kalau pas ronda juga jarang-jarang lewat sini……” lanjut Kembang memecah kesunyian.

“Oh, eh.. ehhm… iya. Akhir-akhir ini mas sibuk. Hmm… eh… anu… tadi mas lewat sini, terus lihat bunganya cantik-cantik. Jadi mas tergoda untuk memetik…” aku gugup menyahut.

“Oh iya, Gladiol Priscilla ini aku sendiri lho yang mengambilnya, aku membawanya pulang kemudian aku rawat hingga berbuga, berharap suatu saat nanti aku akan sama dengan bunga ini, akan ada seseorang yang membawaku pergi ketika tiba waktunya nanti” kata-kata Kembang terasa amat tajam menusuk hatiku. Ingin sekali aku ungkapkan sebuah kata-kata, namun lidahku menjadi kelu, takut jika apa yang akan aku ucapkan akan merusak hati kembang.

Aku pamit dengan berjuta rasa. Meninggalkan Kembang yang memberi sebuah pengharapan yang tak mampu aku artikan.

“Bunga-nya baru mulai mekar mas. Masih rapuh kalau disentuh. Tunggulah beberapa saat lagi jika mas akan memetiknya.……” suara Kembang lirih terdengar dibelakang.

Aku sempat menoleh dengan tatapan penuh tanda tanya. Benarkah Gladiol Priscilla itu aku yang akan memetiknya jika sudah mekar sempurna? Hanya Kembang yang bisa menjawabnya. (And)
Penulis : Annd | Teks Editor : Annd | Foto : Photobucket | Akses AndrieDiary di: www.kompasiana.com/AndrieDiary
Pin It

AndrieDiary menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. AndrieDiary berhak untuk menghapus dan tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA

0 comments :

Post a Comment

 
AndrieDiary | Home | About | Contact Us | Advertise
Copyright © 2011. Inspiration Story - All Rights Reserved