Apa Makna Perayaan Nyepi Bagi Umat Hindu? | Inspiration Story Inspiration Story: Apa Makna Perayaan Nyepi Bagi Umat Hindu?

Apa Makna Perayaan Nyepi Bagi Umat Hindu?

Mas Annd - AndrieDiary

Monday, March 31, 2014

Pin It
Foto/Ilustrasi
Nyepi berasal dari akar kata sepi yang artinya hening. Dalam menyambut Tahun Baru Saka, umat Hindu dianjurkan untuk melakukan catur berata penyepian. Catur artinya empat dan berata artinya pengekangan diri. Jadi catur berata penyepian berarti empat pengekangan diri untuk mengusahakan keadaan hening.

Keempat pengekangan diri tersebut adalah amati karya (berhenti melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti bekerja ke kantor, bertani, berjualan, dan sebagainya); amati geni (menghentikan kegiatan yang berkaitan dengan api, seperti memasak, merokok, menyalakan lampu, dan sebagainya); amati lelungan (tidak bepergian ke luar rumah); dan amati lelangon (menghentikan kegiatan untuk kesenangan duniawi, seperti bersenang-senang, berpesta pora, dan sebagainya).

Agar tercipta suasana sunyi hening, kegiatan yang umum dilakukan umat Hindu pada hari raya Nyepi adalah melakukan meditasi; upawasa (berpuasa); membaca kitab suci Veda; berdiskusi tentang ajaran moral dan keagamaan; dan melakukan perenungan untuk evaluasi diri.

Apa tujuannya? Tujuan utama catur berata penyepian adalah melakukan evaluasi diri atas semua kegiatan yang telah dilakukan selama setahun. Proses evaluasi diri diperlukan agar kita mengetahui kekurangan kita dan apa yang perlu diperbaiki pada tahun mendatang. Seperti halnya bersekolah, setiap tahun adik-adik dievaluasi untuk mengetahui apakah adik-adik sudah pantas naik kelas dan menemukan hal-hal yang harus diperbaiki agar tujuan bersekolah dapat dicapai dengan baik.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Menjalani hidup di dunia ini dapat diumpamakan seperti bersekolah. Agar bisa terus naik kelas, kita harus terus belajar, agar tujuan hidup yang sebenarnya dapat dicapai dengan sempurna.

Tujuan hidup manusia menurut ajaran Hindu disebut Mokhsartham Jagadhita (kesejahteraan dan kedamaian lahir-bathin). Mokhsa berarti bersatunya atman atau roh dengan Paramatman atau Tuhan YME, sedangkan artha berarti tujuan, dan Jagadhita artinya kesejahteraan/kedamaian lahir/dunia.

Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali, umat Hindu biasanya akan menggelar ritual pawai ogoh-ogoh yang di arak mengelilingi desa. Pawai yang dilaksanakan setahun sekali, tepatnya sehari menjelang perayaan Nyepi, bermakna untuk mengusir roh-roh jahat agar tidak mengganggu kehidupan umat Hindu.

Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.

Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan; biasanya dalam wujud Rakshasa.

Selain wujud Rakshasa, Ogoh-ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga, gajah,, Widyadari, bahkan Dalam perkembangannya, ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. Terkait hal ini, ada pula yang berbau politik atau SARA walaupun sebetulnya hal ini menyimpang dari prinsip dasar Ogoh-ogoh. Contohnya Ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.

Dalam fungsi utamanya, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala, dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum Hari Nyepi.

Demikianlah untuk masa baru, benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam tahun baru Caka pun, dasar ini dipergunakan, sehingga semua yang kita lakukan berawal dari tidak ada,suci dan bersih. Tiap orang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga (menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan)), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).

Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan pada tahun yang baru. (And)
Penulis : Annd | Teks Editor : Annd | Foto : Photobucket | Akses AndrieDiary di: www.kompasiana.com/AndrieDiary
Pin It

AndrieDiary menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. AndrieDiary berhak untuk menghapus dan tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA

0 comments :

Post a Comment

 
AndrieDiary | Home | About | Contact Us | Advertise
Copyright © 2011. Inspiration Story - All Rights Reserved