Ruang Kosong Itu Bernama Rindu | Inspiration Story Inspiration Story: Ruang Kosong Itu Bernama Rindu

Ruang Kosong Itu Bernama Rindu

Mas Annd - AndrieDiary

Tuesday, March 17, 2015

Pin It
Aku berjalan di sebuah lorong dengan penerangan yang begitu terang. Berjalan terus tanpa mencoba untuk menghentikan langkah, aku terus menerawang jauh ke depan mencoba menerka dan menebak apakah ada kebahagiaan di depan sana?

Berjalan jauh tanpa merasa lelah, tanpa satu langkah kaki pun yang kubiarkan berhenti, aku tak tahu telah seberapa jauh berusaha berjalan dari tempat semula aku berdiri, dari tempat semula aku berpijak, mencoba menghindar dari semua perasaan yang menjenuhkan, mencoba menjauh dari semua perasaan yang membosankan.

Aku ingin melupakan sejenak semua yang ada, semua yang telah terjadi biarlah sirna, biarlah menjadi fana, aku ingin menjadi amnesia, melupakan sejenak semua yang telah terjadi, membiarkan pergi sesuatu yang pernah terlewati.

Namun, entahlah... aku sudah berusaha keras, mencoba mengikuti apa yang di kehendaki, berusaha dan terus berusaha tanpa sekalipun terbesit untuk menyerah tanpa ada hasil yang indah pada akhirnya.

Aku hanya rindu 'Kita...'
 
Rindu dimana dulu selalu ada waktu
Dimana dulu selalu ada canda
Dimana dulu selalu ada kamu dan aku
Dimana dulu selalu ada haru
Dimana dulu selalu ada ceria
Dimana dulu selalu ada kita

Aku hanya tidak tahu, kapan cerita tanpa 'kita' ini akan berakhir? Aku hanya tidak tahu, apakah semua bisa kembali? Kembali seperti masa lalu yang jika di bakar oleh api tak akan habis dan berubah menjadi abu, aku hanya ingin rindu itu dapat terobati, sederhana, sangat sederhana. Hampir tidak membutuhkan apa-apa untuk mewujudkannya.

Hanya membutuhkan kerendahan ego, kedewasaan, kepedulian dan hati, itu saja.
Aku tak ingin terus seperti ini, kebersamaan seperti fatamorgana diteriknya siang.

Namun sekarang semua biarlah berjalan apa adanya, tidak lagi berandai-andai. Tidak tahu, dan tidak ingin berusaha menebak apa yang akan terjadi esok pagi.

Merelakan sebuah alur cerita yang harus terdampar pada heningnya sepi, aku tak akan diam, aku akan terus berjalan di dalam lorong cahaya, mencari sebuah jalan keluar, mencari sebuah pintu yang benar. Namun tidak inginkah apa yang aku temukan? hanyalah sebuah pintu, pintu yang terbuat dari kayu berwarna abu-abu yang mulai usang dimakan waktu, pintu yang mulai rapuh ketika disentuh.

Aku mendorong pintu secara perlahan dan berharap ini adalah jalan keluar, tapi apa yang ku temukan, pintu itu telah mengantar aku ke sebuah ruang kosong yang tak berpenghuni. Sebuah ruang kosong bernama rindu dan aku telah terkunci didalamnya, hanya kamu yang memiliki kunci pintu untuk mengeluarkan aku dari tempat ini.

Datanglah, keluarkan aku dari sini dan jangan pernah pergi lagi.
(And)
Penulis : Annd | Teks Editor : Annd | Foto : Photobucket | Akses AndrieDiary di: www.kompasiana.com/AndrieDiary
Pin It

AndrieDiary menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. AndrieDiary berhak untuk menghapus dan tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA

0 comments :

Post a Comment

 
AndrieDiary | Home | About | Contact Us | Advertise
Copyright © 2011. Inspiration Story - All Rights Reserved